Dalam hampanya jiwa
Kucari matahari didasar kolam
Kucari matahari di lekuk kehidupan
Kucari jua matahari diseluruh dahi dan muka
Biarpun matahari kan hadir berjubah misteri
Jika ada yang lahir dari kejenuhan
Jika ada yang lahir dari ketidakberdayaan
Jika ada yang lahir dari keterasingan
Itulah aku yang lahir dan hidup
Dari sudut yang paling sudut
Tuhan..
Tiadakah kau beri aku bentuk
Ataukah kau hanya beri aku hidup
Terarak bagai zarah lautan
Terbenam bagai ilusi seniman
Dosakah hamba bercita mencari ilham
Mengharap datangnya sang mentari
Tuhan...
Adakah dibalik awan itu mega-mega
Ataukah hanya terik panas yang mematikan
Andaikan disana ada juga bulan
Ingin kugandeng mentariku mencium keningnya
Hingga ramaikan dada
Dan berlalu riuhnya jiwa.
Sepucuk Monolog
Ku awali illustrasi ini dengan mengadopsi musim semi
Musim yang mengundang seribu kerinduan .
Hijau rumput bersaput gradasi aneka kembang
Membius tatapanku di senyap perjalanan
Kukerat kontak mata agar utuh menyimpan pandang.
Sulit sekali melukiskan keelokkan yang kusetarakan sebagai nirwana
Barangkali pada musim semi,
Surga mengagendakan penghuninya berpresentasi.
Menyewa alam bertanah kosong sebagai ajang unjuk aksi .
Berkendara pelangi jurusan langit bumi,
Bidadara bidadari turun berpesiar
Mendirikan kemping bersketsa cakrawala
Sambil membawa misi memperindah dunia
Menjelma bidadara bak permadani hijau raksasa,
Pelangi berpencar pencar
Biasnya mengirim warna samar rupa para dewi masuk ke tubuh bunga bunga.
Menyulap gigil ladang tandus, terbebas dari gersang
Bertabur pesona seketika.
Beralih ke sudut taman bersekat kolam, tak jauh dari pandanganku
Dewa dewi menumpang semadi pada jejer pepohonan
Mengundang pasangan muda mudi bercengkrama mencocokan hati.
Konon ada kekuatan gaib kasat merangkum si sejoli,
Itulah mengapa sering dalam romantika melodi
Kita mendengar ranting bisu tuli, naik tahta menjadi saksi
Kucermati berbilang pernik peristiwa,
tidak seperti hari hari lalu,
Selaput kornea ini jauh benderang,
Sangat mungkin suka duka keping elegi telah memolesnya.
Di taman sebelah timur berbatas bukit bunga
Kutengadahkan doa pada langit senja
Langsung berbincang dengan sang pencipta
Lembayung berangsur temeram
Berbekal pena usang yang hampir tak bertinta.
Kutorehkan senyap perjalanan meraih cita
Mensyukuri rencana illahi
Dengan sepucuk monolog
Apabila Al-Qur'an berkata
Kata-Kata Bijak
Semulia-mulia manusia ialah yang merendah diri ketika berkedudukan
tinggi, memaaf ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika
kuat.
" KHALIFAH ABDUL MALIK MARWAN "
Pangkal ilmu ialah mendengar sebaik-baiknya, kemudian memahamkannya
dan sesudah itu mengingatkannya. Akhir sekali diamal dan disebarkan
ilmu itu untuk dimanfaatkan.
" SUFYAN UYAYNAH "
Kata-Kata Mutiara
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika bertemu seseorang yang sangat berarti dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan harus melepaskannya pergi.
Beritahukan kepadaku apa bacaan-bacaanmu, niscaya aku akan beritahu siapa diri kamu ini.
Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
Hidup tanpa pegangan ibarat buih-buih sabun. Bila-bila masa ia akan pecah.
Keutamaan akal ialah hikmah kebijaksanaan, dan keutamaan hati ialah keberanian.
Barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka tertipulah dia, dan barang siapa hari ini lebih jahat dari kemarin, maka terkutuklah dia.
Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan daripada usaha yang besar.
Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu mengecewakan agama.
Tidak lurus keimanan seseorang kecuali jika hatinya lurus, dan tidak lurus hati seseorang kecuali jika lurus lidahnya
Sesiapa yang tidak berfikir panjang, kesusahan telah bersedia di mukanya -Khong Hu Cu
Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritainya.
Yang telah berlalu biarkan ia berlalu, yang mendatang hadapi dengan cemerlang.
Jangan menyalakan api untuk membakar musuh anda sedemikian panas, sehingga anda sendiri hangus karenanya.
Bukti akal fikiran seseorang ialah perbuatannya, dan bukti ilmunya ialah ucapannya.
Berdiam diri adalah unsur terbesar untuk membentuk perkara-perkara besar.
Pandanglah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.
Hujan...
Paradigma Tulip
Lihatlah tulip dan sahabatnya sesama bunga
Hidup berdampingan membagi jelita
Ada yg melata
Atau memilih sejengkal lebih perkasa
Dan yang menjulang lebih pongah
Apapun polamu, wahai kuntum kuntum bunga
Ku tuang pujian, merangkum mahkota kata
Kornea tak hendak berpindah
Terbius ber anggur pesona
Lalu ku bidik dan kujadikan tanya
Mengapa sebagian dari kelompok kita
Yang di guyur hujan talenta
Harus menyikut sesamanya ?
Betapa damai kan tiba
Umpama pihak dalam sengketa
Mampu mencontoh kharisma sang bunga
Tumbuh bertabur rona meski tak saling menyapa
Lantas kusadari,
Mendendangkan elegi kehidupan
Sama dengan melakonkan sandiwara
yang tak pernah usai
When my driven
In the cradle dream
I try to dispel
A love that was there
The more I brought
Enchantment by yourself
When my place in the quasi-delusion
I try to reach
Notion that harass my dreams
But it is not able
Shadow of your love
Always present in my restlessness
Ringing tone-love
I lost it there at a glance
Shadow of your love
Coloring despair in mourning
Ringing tone-love
I lost it glance off
When my show
Face graceful prancing
I try to stray
When having a close
Forget yourself
Shadow soon there
When I close my eyes